BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Sunday 29 May 2011

Hantuuuuuu

Salam semua

Hantu encik limah balik UK u olss!!!

Tuesday 24 May 2011

Jom jalan!

Haa buku dah beli banyak ni
Jalan nya bile lagi?hehe

Tuesday 17 May 2011

Mari makan2~

Disebabkan update guna phone je,maka takdelah caption untuk setiap gambar yer sebab tak boleh tulis pun..bukan saya malas yer huhu

Pic 1:ikan salmon sambal kegemaran ramai

Pic 2:lamb grilled from rice restaurant

Pic 3:karipap in the making

Pic 4:karipap goreng

Monday 16 May 2011

Live update from krispy kreme!!!

Kami tengah makan donut ni
Jom la sekali hehe

Nak test lagi

Salam

Tadi try klo tulis kat atas gambar,bila publish jadi bawah gambar pulak

Intro to lake district

Salam semua

Saja nak test je ni update blog gune phone..
Nnti insyaAllah saya update lg tentang trip to lake district yer hehe

Tuesday 3 May 2011

tarbiyah dzatiyah~

Tarbiyah Dzatiyah

Membina Diri Sendiri

Tarbiyah Dzatiyah adalah sejumlah sarana tarbiyah (pembinaan), yang diberikan orang Muslim/Muslimah kepada dirinya untuk membentuk kepribadian islami yang sempurna di seluruh sisinya; ilmiah, iman, akhlak, sosial, dan sebagainya, dan naik ke tingkatan kesempurnaan sebagai manusia.


A. Urgensi Tarbiyah Dzatiyah

1. Menjaga diri mesti didahulukan daripada menjaga orang lain

“Hai orang-orang yang beriman, jagalah diri dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu” (At-Tahrim : 6)

Arti mewajibkan diri mengerjakan perintah Allah menjauhi laranganNya, bertaubat dari apa saja yang dimurkainya.

2. Jika Anda tidak mentarbiyah diri Anda, Siapa yang mentarbiyah Anda?

Jika tidak mentarbiyah diri sendiri, ia kehilangan waktu-waktu ketaatan dan momen-momen kebaikan.

“Ingatlah hari Allah mengumpulkan kalian pada hari pengumpulan.” (At-Taghabun : 9)

3. Hisab kelak bersifat Indivuidual

“Dan setiap mereka datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri.” (Maryam : 95)

4. Tarbiyah Dzatiyah itu lebih mampu mengadakan perubahan.

5. Tarbiyah Dzatiyah adalah sarana tsabat/tegar dan istiqomah

6. Sarana Dakwah yang paling kuat

7. Cara yang benar dalam memperbaiki realitas yang ada

8. Keistimewaan Tarbiyah Dzatiyah adalah mudah diaplikasikan, sarana-sarananya banyak, dan ada terus pada orang muslim setiap waktu.


B. Sebab-sebab ketidakpedulian kepada tarbiyah dzatiyah

1. minimnya ilmu

2. ketidakjelasan sasaran dan tujuan

3. lengket dengan dunia

4. pemahaman yang salah tentang tarbiyah

5. minimnya basis tarbiyah

6. langkanya murabbi (pembina)

7. perasaan akan panjang angan-angan


C. Sarana-sarana Tarbiyah Dzatiyah


sarana pertama : muhasabah

Seorang muslim yang baik adalah yang bermusahabah secara rutin, mengevaluasi kebaikan dan keburukan yang telah dikerjakan.

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).” (Al-Hasyr: 18)

Muhasabah diri setelah berbuat dibagi kedalam tiga bagian

1. muhasabah diri atas ketaatan kepada Allah ta’ala yang ia lalaikan. Artinya ia tidak mengerjakannnya sebagaimana mestinya.

2. muhasabah diri atas perbuatan yang lebih baik tidak ia kerjakan daripada ia kerjakan.

3. muhasabah diri atas hal-hal mubah dan wajar.

Muhasabah atas waktu

“Pada hari kiamat, kedua kaki seorang hamba tidak dapat bergerak, hingga ia ditanya tentang empat hal. Tentang umurnya, untuk apa ia gunakan, masa mudanya, untuk apa ia habiskan; tentang hartanya, darimana ia memperolehnya dan ia belanjakan di hal-hal apa saja; dan tentang apa saja diantara ilmunya yang telah ia amalkan.” (At-Tirmidzi)


Sarana kedua : Taubat dari segala dosa

Segera bertaubat dari segala dosa itu wajib secepatnya dilakukan dan tidak boleh ditunda. Jika taubat ditunda, pelakunya bermaksiat kepada Allah akibat penundaan taubatnya. Seorang hamba selalu berada di atas nikmat Allah yang perlu ia syukuri dan dosa yang harus diistigfari. “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang sebenarnya.” (At-Tahrim : 8)


Sarana ketiga : mencari ilmu dan memperluas wawasan

Ketahuilah mencari ilmu itu wajib dan ilmu itu menyembuhkan hati yang sakit. Yang paling penting bagi seseorang ialah ia tahu agamanya. Sebab mengetahui dab mengamalkannya itu jalan masuk surga.

Mencari ilmu adalah sarana penting tarbiyah dzatiyah yang benar. Ikhlaslah dalam mencari ilmu. Rajinlah mencari ilmu. Terapkan ilmu yang telah dipelajari. Mengajarkan kepada yang lainnya.


Sarana keempat : Mengerjakan amalan-amalan iman

1. mengerjakan ibadah-ibadah wajib seoptimal mungkin.

2. Meningkatkan porsi ibadah-ibadah sunnah.

3. peduli dengan ibadah dzikir.


Sarana kelima : memperhatikan aspek akhlak

“Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (Ali Imran: 148)

1. sabar

2. membersihkan hati dari akhlak tercela

3. meningkatkan kualitas akhlak

4. bergaul dengan orang-orang yang berakhlak mulia.

5. memperhatikan etika-etika umum.


Sarana keenam : terlibat dalam aktivitas dakwah

1. merasakan kewajiban dakwah

2. menggunakan setiap kesempatan untuk berdakwah

3. terus menerus dan tidak berhenti di tengah jalan

4. pintu-pintu dakwah itu banyak

5. kerjasama dengan pihak lain


Sarana ketujuh : Mujahadah (Jihad)

1. sabar adalah bekal mujahadah.

2. sumber keinginan

“Dan orang-orang yang berjihad di jalan Kami, Kami pasti tunjukan mereka ke jalan-jalan Kami dan sesungguhnya Allah pasti beserta orang-orang yang berbuat baik.” (Al-Ankabut : 69)

3. bertahap dalam melakukan mujahadah

“siapa mendekat kepadaku sejengkal, aku mendekat kepadanya sedepa. Siapa mendekat kepadaKu sedepa, aku mendekat kepadanya selengan. Siapa mendekat kepadaku dengan berjalan, Aku datang kepadanya dengan berlari-lari kecil. (Bukhari Muslim)

4. Jadilah Anda orang yang tidak lalai


Sarana kedelapan : Berdoa dengan jujur kepada Allah ta’ala

“Dan Tuhan kalian berfirman, ‘Berdoalah kepadaKu, niscaya Aku kabulkan doa kalian” (Ghafir: 60)


D. Buah Tarbiyah Dzatiyah

1. Mendapatkan keridhaan Allah Ta’ala dan surgaNya

“Sesungguhnya orang-orang beriman dan beramal shaleh, bagi mereka adakah surga Firdaus menjadi tempat tinggal.” (Al-Kahfi: 107)

2. Bahagia dan tenteram

“Siapa mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan, dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya pasti kami berikan kepadanya kehidupan yang baik.” (An-Nahl: 97)

3. Dicintai dan diterima Allah

“HambaKu senantiasa mendekat kepadaKu dengan melakukan ibadah-ibadah sunah, hingga aku mencintainya.”

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dab beramal shalih, kelak Allah yang Maha Pemurah menanamkan kepada mereka rasa kasih sayang.” (Maryam: 96)

4. Sukses

5. Terjaga dari keburukan dan hal-hal tidak mengenakkan

“Sesungguhnya Allah membela orang-orang beriman.” (Al-Hajj : 38)

6. Keberkahan waktu dan harta

7. Sabar atas penderitaan dan semua kondisi

8. Jiwa merasa aman

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan ‘Tuhan kami ialah Allah’, kemudian mereka istiqomah, maka tidak ada kekhawatiran pada mereka dan mereka tidak berduka cita.” (Al-Ahqaf: 13)

Sumber : Tarbiyah Dzatiyah karangan Abdullah bin Abdul Aziz Al-Aidan.



wassalam

Monday 2 May 2011

tazkirah~

Assalamualaikum w.b.t..

Ada satu kisah...

Kisah 3 orang sahabat bujang,Nadzrin,Harith dan Aizuddin(bukan nama sebenar),pergi melancong selama 3 hari 2 malam ke satu tempat,setelah mereka berjaya menamatkan pengajian di kolej.Alhamdulillah,setelah semuanya diatur dengan baik dan terancang mereka pun pergilah ke tempat yang diimpikan. Sebaik sahaja sampai ke destinasi, perkara pertama yang mereka selesaikan ialah masalah penginapan. Setelah mengenalpasti hotel yang masih mempunyai bilik kosong, mereka pun pergi ke hotel tersebut menaiki teksi. Hotel tersebut merupakan hotel 60 tingkat dan bertaraf 5 bintang.

Setelah berurusan dengan Encik Najmi(bukan nama sebenar),salah seorang receptionist hotel tersebut, mereka pun dapat menyewa satu bilik. Malangnya, bilik tersebut terletak betul-betul di tingkat ke-60 dan itu merupakan satu-satunya bilik yang masih kosong. Mereka tiada pilihan lain lagi. Ada yang seronok dapat bilik tersebut dan ada yang rasa takut(gayat) sebab kedudukannya terlalu tinggi. Sebaik sahaja sampai di bilik tersebut, mereka pun merehatkan badan kerana terlalu penat sepanjang dalam perjalanan dan pada malam itu,sebelum masing-masing melelapkan mata dan pergi kembara mimpi, mereka pun merancang perjalanan dan aktiviti untuk keesokan harinya. Alhamdulillah, keesokan harinya, setelah usai solat subuh berjemaah di bilik, mereka pun bersiap-siap dan mengambil sarapan pagi. Seperti apa yang dirancang,tepat jam 9 pagi, mereka pun memulakan pengembaraan. Setelah semua tempat yang menarik telah dilawati dari pagi sehingga malam, mereka pun pulang ke hotel dengan menaiki teksi. Mereka tiba di hotel tersebut tepat jam 12.30 tengah malam. Huh, masing-masing berada dalam keletihan dan kepenatan. Malangnya, sebaik sahaja mereka masuk ke lobi hotel dan menuju ke lif, mereka baru teringat pesanan Encik Najmi bahawa perkhidmatan lif di hotel tersebut mengamali masalah dan akan tergendala pada jam 12 tengah malam dan ke atas. So, nak tak nak, mereka terpaksalah menggunakan anak tangga untuk sampai ke blik yang terletak di tingkat ke-60. Fuhh, sememangnye memenatkan.

Bayangkan, kalau satu tingkat ada 30 anak tangga, bermakna mereka perlu melalui sebanyak 1800 anak tangga untuk sampai ke tingkat 60 (Batu Caves-hanya perlu mendaki 272 anak tangga untuk sampai ke gua). Demi mengelak kebosanan yang terlampau semasa menggunakan anak tangga untuk sampai ke tingkat 60,mereka pun bersetuju yang setiap orang perlu menjadi penglipur lara untuk setiap 20 tingkat. Setelah bermusyawwarah, setiap 20 tingkat akan ditentukan temanya. 20 tingkat pertama, temanya ialah keseronokan (bercerita kisah2 yang lucu dan berunsur hiburan). 20 tingkat seterusnya, temanya ialah kebijaksanaan ( bercerita kisah2 yang membuka minda dan lebih mematangkan) dan 20 tingkat terakhir, temanya ialah kesedihan (bercerita kisah2 yang menyayatkan hati dan perasaan).

Setelah usai pembahagian tugas, penglipur lara yang pertama,Nadzrin memulakan tugasnya. Sepanjang 20 tingkat pertama, semua terhibur dan ketawa terbahak-bahak mendengar kisah-kisah yang lucu sehingga hampir tidak sedar yang mereka sudah tamat berjalan sebanyak 20 tingkat. Kemudian, giliran penglipur lara yang kedua pula,Harith. Masing-masing terasa banyak perkara yang perlu dimanfaatkan dalam kehidupan ini. Mereka juga mula mengetahui tanggungjawab yang mereka ada kini. Matlamat kehidupan mereka kian jelas dan cerah. Cara mereka berfikir kian matang. Akhirnya, habis juga 20 tingkat tersebut dan hanya tinggal 20 tingkat yang terakhir sahaja lagi. Penglipur lara yang ketiga,Aizuddin terus memulakan tugasnya. Di saat beliau bercerita, mereka semua mula terasa begitu insaf dan sedih sehinggakan ada antara mereka yang menitiskan air mata kerana tersentuh dengan kisah-kisah yang diceritakan. Alhamdulillah,akhirnya,mereka telah tiba di tingkat ke-59. Hanya tinggal satu tingkat sahaja lagi untuk sampai ke tingkat terakhir. Kemudian, Aizuddin berkata,"Weyh,sebenarnya aku ada satu kisah yang sangat-sangat menyedihkan."

Nadzrin dan Harith pun berkata(sambil mengelap air mata),"ceritakanlah...kami da betul-betul sedih dengan cerita-cerita ko yang sebelum ini"

Aizuddin pun menyambung dengan nada yang amat menyedihkan, "sebenarnye...KUNCI BILIK kita tertinggal di dalam teksi.."

"hah???"

pengajaran..

60 tingkat hotel ini boleh diibaratkan purata umur kita di dunia sebagai umat Muhammad s.a.w. Sebagaimana dalam hadith yang diriwayatkan Abu Hurairah,"umur umatku di antara 60 ke 70 tahun,dan tidak ramai yang melebihi daripada itu"(Riwayat Imam Tirmizi).

Realitinya kini,dalam umur 20 tahun yang pertama, sejak kecil lagi kita telah didedahkan dengan hiburan.Kita lebih suka berseronok.Semasa umur meningkat remaja,kita kian alpa.Kita rasa lebih selesa dengan kehidupan dunia sehingga melupakan ada kehidupan kedua selepas ini iaitu di akhirat kelak. Kita hendak mencuba segala perkara yang baru dan menyeronokkan walaupun sudah jelas ianya berdosa. Jiwa kita inginkan kebebasan dan keseronokan. Kita sentiasa menuruti hawa nafsu. Kita terlupa dengan firman Allah s.w.t yang bermaksud,"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat dengan sepengetahuanNya dan Allah telah mengunci pendengaran dan hatinya serta meletakkan tutup atas penglihatannya? Maka siapakah yang mampu memberinya petunjuk setelah Allah(membiarkannya sesat)? Mengapa kamu tidak mengambil pengajaran?" (45:501)

Umur 20 tahun seterusnya adalah ketika umur kita sedang meningkat dewasa(21-40 tahun). Pada zaman ini, kebanyakan kita baru menggunakan akal dan semakin bijak dalam memahami seni-seni kehidupan. Pada waktu ini juga kita sudah ada tanggungjawab yang besar sebagai pelajar universiti, sebagai pekerja (doktor,engineer,guru dan lain-lain), sebagai suami, sebagai ayah,sebagai anak mertua dan bermacam-macam lagi bentuk tanggungjawab yang kita ada. Sebahagian antara kita yang sudah mula masuk ke alam rumah tangga dan mempunyai anak. Melayan karenah anak-anak, mengurus hal keluarga, mencari nafkah dan lain-lain. Semua ini menjadikan kita insan yang matang dan bijaksana.

Pada umur 20 tahun yang terakhir(41-60 tahun), kita akan mula kembali pada ALLAH. Kita akan mula rasa menyesal dan insaf dengan segala kesilapan yang telah kita lakukan pada masa lalu sebab pada masa ini, kita merasakan ajal kita semakin hampir. Kita melihat ramai sahabat seperjuangan sudah kembali bertemu Allah. Kita semakin addicted untuk beribadah dan makin kerap ke surau atau masjid. Kita rasa sangat menyesal. Semasa ini juga, ada anak-anak kita kian liar dek kerana kurang tarbiyyah islam. Kita akan termenung dan terus menyesal. Menangis keseorangan.

Kunci bilik tersebut,kita boleh ibaratkan seperti islam. Kita akan melihat islam itu amat diperlukan tatkala kehidupan kita kian punah dan bermasalah

Inilah realiti perjalanan hidup masyarakat kita sekarang. Kenapa mesti pada masa umur kita mencecah 40,50 tahun barulah kita mahu menyesal dengan kesilapan yang lalu?Kenapa apabila nasi sudah baru menjadi bubur baru kita hendak kembali ke pangkal jalan?Kenapa??Inilah akibatnya sekiranya kita memisahkan agama dalam kehidupan kita. Kita hanya mempraktikkan agama pada waktu-waktu tertentu. Bukankah Allah telah berfirman dalam surah al-baqarah,ayat 208,"Wahai orang-orang beriman,Masuklah ke dalam Islam secara KESELURUHAN, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah syaitan.Sungguh,ia musuh yang nyata bagimu."

Prof Hasan al-Hudhaibi pernah berkata,"Jika matahari mempunyai paksi dan daya graviti,bumi juga mempunyai paksi dan beredar di orbitnya,demikian jugalah hubungan manusia dan agama islam ini. Apabila agama ini hilang daripada manusia,akan pincanglah keseimbangan." Sudah semakin jelas islam amat diperlukan dalam kehidupan kita. Kalau irama tidak boleh dipisahkan dari lagu(kalau dipisahkan,rosaklah lagu) maka begitu jualah islam dengan diri kita. So,sebelum kita terlambat,ayuh kembalikan diri kepada islam!(^_^)

dipetik dan diedit dari blog risalah sang musafir



wassalam